Kampung Adat Ratenggaro
Kampung Adat Ratenggaro
3.5
Circuits et expériences
Parcourez différents moyens de découvrir cet endroit.
Plein écran
Les revenus influencent le choix des expériences présentées sur cette page : en savoir plus.
Kampung Adat Ratenggaro et attractions proches : les meilleures façons d'en profiter
Contribuer
Contrôle des avis
Avant publication, chaque avis passe par notre système de suivi automatisé afin de contrôler s’il correspond à nos critères de publication. Si le système détecte un problème avec un avis, celui-ci est manuellement examiné par notre équipe de spécialistes de contenu, qui contrôle également tous les avis qui nous sont signalés après publication par notre communauté. Les avis sont affichés par ordre chronologique dans tous les classements.
3.5
14 avis
Excellent
1
Très bon
10
Moyen
2
Médiocre
0
Horrible
1
Ces avis ont été traduits automatiquement depuis leur langue d'origine.
Ce service peut contenir des traductions fournies par Google. Google exclut toute garantie, explicite ou implicite, en rapport aux traductions, y compris toute garantie d'exactitude, de fiabilité et toute garantie implicite de valeur marchande, d'aptitude à un usage particulier et d'absence de contrefaçon.
Sarah Auliya
Jakarta, Indonésie41 contributions
août 2024 • En couple
Kampung Adat Ratenggaro in Sumba, Indonesia is a unique and culturally rich place. The traditional Sumba houses with their tall roofs offer a fascinating view of the island's heritage. The surrounding scenery is beautiful, and the village has a special atmosphere that feels like stepping back in time.
However, my visit was somewhat affected by a few issues. Unfortunately, cleanliness is a problem in some areas. I noticed quite a bit of animal waste, especially from horses and pigs, which made the experience less pleasant. Additionally, I felt uncomfortable because many children were constantly asking for money. While I understand that tourism is important for the community, the frequent requests were a bit overwhelming.
Overall, while Kampung Adat Ratenggaro has its charm, these issues impacted my visit. With better cleanliness and improved management of interactions with tourists, this village could provide a more enjoyable experience.
However, my visit was somewhat affected by a few issues. Unfortunately, cleanliness is a problem in some areas. I noticed quite a bit of animal waste, especially from horses and pigs, which made the experience less pleasant. Additionally, I felt uncomfortable because many children were constantly asking for money. While I understand that tourism is important for the community, the frequent requests were a bit overwhelming.
Overall, while Kampung Adat Ratenggaro has its charm, these issues impacted my visit. With better cleanliness and improved management of interactions with tourists, this village could provide a more enjoyable experience.
Écrit le 3 septembre 2024
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Shovy N
Sumba, Indonésie2 contributions
mai 2024 • En famille
A beautiful tourist spot with stunning beaches, cultural authenticity and cultural houses that are still preserved.
Écrit le 10 mai 2024
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Anne Lorenz
Weimar, Allemagne383 contributions
mars 2024 • En couple
We had to pay around 5€ for 2 people. We were then allowed to sit on the premises. First we went to the beach. Two boys came running straight away. They wanted us to take pictures of them. Unfortunately, I also took a picture. They were following us. When we wanted to move on they wanted money. They also became more intrusive. They threw wood and two stones at us. Catastrophe!! At the entrance to the village, 3 cars were surrounded by around 25 people. It was hectic. We were able to chat briefly with 2 tourists. You should always pay more in the village, even for pictures. Your guide was able to help. We were without one and didn't feel safe. We went. Unfortunately, you still have a lot to learn. If you don't like tourists - don't leave them in the village. Or deal with them differently if they want money
Écrit le 22 mars 2024
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
AnnaWong5
Magelang, Indonésie564 contributions
sept. 2019
Kampung Adat Ratenggaro merupakan salah satu kapung adat tertua di Sumba. Bangunannya masih menjulang tinggi, yang tertinggi adalah 20m. Dan disini penduduk lokal tinggal di dalam rumah adat itu. Yang menarik dari Kampung Adat ini, adalah lokasinya di pinggir pantai. Kita bisa melihat lautan luas dari kampung ini. Jangan lupa membawa donasi untuk anak-anak seperti alat tulis, buku2 untuk mereka sekolah.
Écrit le 16 octobre 2019
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Jo Carolus
Kupang, Indonésie57 contributions
sept. 2019 • Voyage d'affaires
Desa adat ini terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya. Sekitar 1 jam 50
Menit menuju Lokasi. Saat anda masuk ke tempat ini anda akan disambut dengan pemandangan pantai samudra Hindia dengan gemuruh ombak yang memgelegar. Disini anda bisa melihat rumah ada dan bisa menyewa kuda untuk ditunggangi dengan biaya sewa 10 ribu rupiah. Jika ada kesni wajib berfoto denga view pantai dan rumah adat.
Menit menuju Lokasi. Saat anda masuk ke tempat ini anda akan disambut dengan pemandangan pantai samudra Hindia dengan gemuruh ombak yang memgelegar. Disini anda bisa melihat rumah ada dan bisa menyewa kuda untuk ditunggangi dengan biaya sewa 10 ribu rupiah. Jika ada kesni wajib berfoto denga view pantai dan rumah adat.
Écrit le 22 septembre 2019
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Aloysius170
Sumba, Indonésie560 contributions
janv. 2019 • En famille
There are many similarly design Sumba village with Merapu believe where they have their churchyard and ceremonies in the middle. But this village is special because located near and on the south coast
Écrit le 9 juillet 2019
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Fadila Suryandika
Yogyakarta, Indonésie144 contributions
juin 2018 • Entre amis
Bangunan rumah adat dengan atap yang sangat khas, atapnya menjulang tinggi. Sangat khas, setau saya atapnya lebih tinggi dari kampung adat lainnya di Sumba. Sayang kurang teratur dan tertara terhadap wisatawan yang datang.
Écrit le 26 mai 2019
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
tansimeng
Singapour141 contributions
févr. 2019 • En solo
Worth a visit to study the architecture of the houses.
This is another place where they ask you to fill a "visitor donation book".
If you are strongly against this, just take some photographs from the outside and walk away.
This is another place where they ask you to fill a "visitor donation book".
If you are strongly against this, just take some photographs from the outside and walk away.
Écrit le 3 mars 2019
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
yan_yanita
Solo, Indonésie64 contributions
août 2018
Rumah Adat Ratenggaro adalah tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Sumba Barat Daya. Desa ini masih mempertahankan budaya nenek moyang, rumah dengan atap menjulang tinggi dan terbuat dari jerami masih dipertahankan hingga saat ini. Ketika memasuki desa adat ini rasanya seperti masuk pada jaman megalitikum, dimana banyak kuburan batu didesa ini. Rasanya kagum dan bangga sekali dijaman modern seperti sekarang ini masih ada daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang.
Saat memasuki desa Ratenggaro akan banyak anak-anak yang minta permen atau uang pada para wisatawan, memang sangat disayangkan sekali banyak anak yang meminta-minta, dan banyak sekali yang meminta dengan paksa sambil terus mengikuti kita. Mungkin karena banyak wisatawan terbiasa memberikan uang kepada mereka. Jadi sebaiknya saat berkunjung disana jangan membiasakan memberi uang pada anak-anak disana,
Perlu diketahui juga, diwilayah sumba barat daya masih sangat jarang listrik. Ironis sekali memang dijaman yang serba digital tapi masih jarang listrik disana. Namun memasuki desa ini membuat saya banyak belajar bahwa dengan fasiitas yang seadanya mereka dapat hidup berdampingan tertawa dan terlihat bahagia.
Saat memasuki desa Ratenggaro akan banyak anak-anak yang minta permen atau uang pada para wisatawan, memang sangat disayangkan sekali banyak anak yang meminta-minta, dan banyak sekali yang meminta dengan paksa sambil terus mengikuti kita. Mungkin karena banyak wisatawan terbiasa memberikan uang kepada mereka. Jadi sebaiknya saat berkunjung disana jangan membiasakan memberi uang pada anak-anak disana,
Perlu diketahui juga, diwilayah sumba barat daya masih sangat jarang listrik. Ironis sekali memang dijaman yang serba digital tapi masih jarang listrik disana. Namun memasuki desa ini membuat saya banyak belajar bahwa dengan fasiitas yang seadanya mereka dapat hidup berdampingan tertawa dan terlihat bahagia.
Écrit le 1 janvier 2019
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Andreas C
Hambourg, Allemagne202 contributions
sept. 2018 • Voyage d'affaires
The village is amazing as you enter it, passing giant tombstones. You will have to pay a donation to the head of the village, around 3 euros per car. Traditional huts still in use with their amazing high roofs, piglets and dogs running around. People sell handcraft and are generally friendly if you ask them before taking photographs, chat and/or smoke with them. Betelnut is also much welcome. Just sit down, enjoy the ambiance and amazing view towards the sea. They do pictures with tourist on horses for a fee and sell sarongs they bought elsewhere. Well, what would we do I a remote spot like this to earn at least some money?,
Écrit le 3 octobre 2018
Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Tripadvisor.
Aucune question n'a été posée sur cette expérience
Les revenus influencent le choix des expériences présentées sur cette page : en savoir plus.
S'agit-il de votre page Tripadvisor ?
Vous possédez ou gérez cet établissement ? Prenez le contrôle de votre page pour répondre gratuitement aux avis, mettre à jour votre page et bien plus encore.
Prenez le contrôle de votre page